
- Relokasi Gunakan Sistem Tukar Guling
- Sah, Zairin Pj Wali Kota Samarinda
- Tekan Mafia Lahan lewat Regulasi Baru
- Warga Punya SHM Hanya Rumor
- Bikin Perkada Pertanahan
- Dinas Pertanahan Gencarkan Sosialisasi IMTN
- Banyak Lahan Rawa Milik Pribadi
- INI TUPOKSI DINAS PERTANAHAN KOTA SAMARINDA
- Jangan Remehkan Tanah Pinggir Kota, Tunggu Mahkota II, Harga Lahan Pasti Naik
- Sengketa Lahan Mulai Bermunculan
Jangan Remehkan Tanah Pinggir Kota, Tunggu Mahkota II, Harga Lahan Pasti Naik
HARGA NAIK: Jika Mahkota II selesai, bisa dipastikan harga tanah disekitanya melambung tinggi
Berita Terkait
- Sengketa Lahan Mulai Bermunculan0
- Harga Tanah Tak Terkendali, Pemerintah Akan Bentuk Bank Tanah0
- Perda Rawa, Pemkot Perlu Kajian0
- Pemkot Diminta Terbitkan Perwali0
- Target 12.000 Bidang Tanah Tersertifikat0
- Sengketa Lahan, TNI Bongkar Rumah Warga di Jalan Milono 0
Berita Populer
- INI TUPOKSI DINAS PERTANAHAN KOTA SAMARINDA
- Tekan Mafia Lahan lewat Regulasi Baru
- Dinas Pertanahan Gencarkan Sosialisasi IMTN
- Banyak Lahan Rawa Milik Pribadi
- Jangan Remehkan Tanah Pinggir Kota, Tunggu Mahkota II, Harga Lahan Pasti Naik
- Bikin Perkada Pertanahan
- Warga Punya SHM Hanya Rumor
- Sengketa Lahan Mulai Bermunculan
- Sah, Zairin Pj Wali Kota Samarinda
- Target 12.000 Bidang Tanah Tersertifikat
Jangan meremehkan bisnis tanah di daerah ujung ibu kota seperti Kecamatan Palaran atau Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan. Hanya perlu menunggu Jembatan Mahkota II penghubung dua kecamatan itu selesai, harga tanah di lokasi tersebut bakal meroket.
Tak bisa ditampik, perkembangan infrastruktur akses di Kota Tepian terus berkembang. Pada tahun politik 2015 ini, sejumlah proyek dikebut wali kota petahana Syaharie Jaang dan wakilnya Nusyirwan Ismail. Jembatan yang jalan di tempat selama 12 tahun sejak 2003 itu langsung digenjot di penghujung masa pengabdiannya.
Hanya sisa beberapa langkah lagi untuk menyelesaikan jembatan itu, dan tentunya harus merampungkan 19 hektare pembebasan lahan di jalan pendekatnya. Nantinya, harga lahan di lokasi itu diprediksi melambung ratusan juta. Dan, saat ini tak sedikit penawaran harga tanah yang terbilang murah di lokasi dua kecamatan tersebut. Bahkan, ada yang hanya belasan juta per kapling.
Banyak faktor yang menunjang melambungnya harga tanah itu. Akses yang berkembang di Mahkota II, perdagangan UMKM maupun tumbuhnya pusat perdagangan besar. Belum lagi, pemerintah kota mewacanakan pemindahan pusat kantor pemerintahan yang opsinya berada di kedua kecamatan tersebut. Dengan alasan, untuk perluasan dan pemerataan wilayah, agar ekonomi di ujung Samarinda itu bisa berkembang.
Kabag Perkotaan Setkot Samarinda Ibrohim menjelaskan, tersisa 19 hektare lahan yang mesti dibebaskan Pemkot Samarinda di jalan pendekat Jembatan Mahkota II. Pemerintah hanya perlu lebih gigih sosialisasi ke masyarakat untuk menyatukan kesepahaman tentang pentingnya pembebasan lahan untuk pembangunan jembatan maupun perkembangan kota.
“Memang, biasanya setiap kami sosialisasi masyarakat bereaksi, tak sepakat dengan pengajuan harga dari tim apprasial yang lebih murah dari keinginan masyarakat. Tapi, bila berhasil, maka harga tanah di sana pasti naik hingga ratusan juta kalau jembatan sudah beroperasi,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kabid Fisik dan Prasarana Wilayah Bappeda Samarinda Firdaus Akbar menjelaskan, pusat perkantoran pemerintah kota memang diwacanakan untuk dipindahkan ke daerah Palaran, atau paling tidak di Samarinda Seberang atau Kecamatan Loa Janan Ilir. Yakni, agar ekonomi dapat tumbuh, karena dipancing dengan didirikannya kantor pemerintahan. Dan, tak menutup kemungkinan pula untuk dipindah ke wilayah Makroman.
Penelusuran Kaltim Post beberapa waktu lalu, harga tanah di Makroman hanya ditawarkan seharga Rp 18 juta per kapling, 10x20 meter. Bahkan, dengan disertakan sertifikat hak milik bila telah lunas. Dalam hitungan pekan, tanah tersebut habis terjual. (*/mon/tom/k18)
Sumber: Prokal.co